Sejarah Pelabuhan Gilimanuk

SEJARAH SINGKAT PELABUHAN GILIMANUK

Sejarah atau Asal usul Pelabuhan Gilimanuk Menurut cerita-cerita rakyat bahwa sekitar Warsa 1920 Gilimanuk yang dikenal sekarang masih hamparan hutan belantara yang hanya dihuni oleh berbagai jenis Marga Satwa saja diantaranya paling banyak adalah Aneka jenis burung seperti Jalak Putih, Perkutut dan lain-lainnya. Orang dari Jawa yang ada pada saat itu mereka sebut tempat itu dengan nama Tanjung Selat, sebaliknya orang Bali yang datang ke tempat itu mereka sebut dengan nama Ujung. Demikian mereka sebut tempat itu dengan nama yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan masing-masing.Dalam keadaan wilayah seperti itu tidak seorang pun berkeinginan untuk menetap pada waktu itu di Gilimanuk disebabkan oleh tempat/wilayah ini terpencil dan banyak binatang buas.

Menurut cerita dari orang-orang tua yang dapat dipercaya, bahwa pada suatu waktu ada Perahu dari Madura yang melintasi Selat Bali dihantam angin kencang dan gelombang besar sehingga mengalami kerusakan pada perahunya dan terdampar pada suatu Teluk dan berhasil menyelamatkan diri. Teluk itu sekarang disebut dengan Teluk Gilimanuk. Orang-orang perahu tersebut sempat berlindung ditempat itu. Dalam keadaan yang sangat melelahkan setelah berjuang ditengah hantaman mara bahaya, orang-orang tersebut menenangkan pikiran sambil menatap keindahan alamnya. Mereka santai menikmati aneka jenis burung yang secara kebetulan diantara burung yang melintas terlihat burung yang menjadi kegemarannya, burung itu adalah burung perkutut. Pada Teluk Gilimanuk terdapat Pulau-pulau kecil (berupa karang) menambah indahnya panorama di waktu pagi maupun sore hari. Pulau kecil itu disebut dengan nama GILI, sedangkan burungnya mereka sebut dengan nama MANUK ( Dalam Bahasa Madura GILI : Pulau dan MANUK : Burung ) berkat Lindungan Tuhan Yang Maha Esa setelah keadaan laut normal, perahu yang mengalami kerusakan diperbaiki sehingga mereka kembali ke Madura dalam keadaan selamat dan berhasil menangkap serta membawa burung perkutut. Lewat informasi secara Getok Tular antar orang-orang perahu/nelayan itu tersebarlah informasi GILI yang banyak MANUKNYA.Maka dari itu Gilimanuk banyak dikenal dikalangan masyarakat Jawa dan Madura. Melalui proses penyebutan tempat itu disebut Gilimanuk seperti yang kita kenal sekarang secara Etymologi( Sejarah Asal – usul kata Gilimanuk berarti sebuah pulau kecil yang terdapat banyak burung–burungnya).

Dalam tahun 1930an Pemerintah Kolonial Belanda memindahkan tahanan Golongan berat dari Candikusuma ke GILI yang banyak Manuk-manuknya sebanyak 100 Orang yang sebagian besar dari Lombok. Sebagai Kepala Penjara bertugas RADEN MAS JASIMAN dari Negara untuk keperluan pengawasan dan pengamanan para tahanan tersebut dilaksanakan oleh Pemerintah Kolonial Belanda dengan mendirikan sebuah penjara. Jasiman dipercaya selaku pimpinan penjara itu. Raden Mas Jasiman tinggal bersama keluarga termasuk iparnya yang bernama Kasim. Bersama dengan dibangunya penjara tersebut Pegawai Perusahan Belanda bernama Tuan Cola dari Banyuwangi atas seijin RAJA NEGARA diperkenankan membuka hubungan dagang Jawa-Bali. Tuan Cola bekerjasama dengan Misnadi, Misnadi mengajak keluarga dan menantunya yang bernama Nibah untuk bersama-sama tinggal di Gilimanuk. Raden Mas Jasiman dan Tuan Cola beserta beberapa tahanan bermukim di Gilimanuk. Maka melalui sejarah mencatat adanya manusia untuk menghuni wilayah ini yang sebenarnya tidak ada yang mau dan berani menetap. Ada yang berasal dari Jawa, Madura, Makasar, Bugis dan juga pendatang sambil mencari burung menurut kegemaran mereka didaerah tersebut dan disekitarnya, Sehingga wilayah ini makin dikenal oleh berbagai Suku bangsa kulit kuning dari timur jauh.Mereka membentuk perkampungan kecil sebagai wadah kehidupan sosialnya dan Raden Mas Jasiman sebagai Kepalanya, Lokasinya di daerah Pelabuhan sekarang dengan Luas area 1 Ha.

Setelah secara resmi Jepang menguasai Negara kita ( Indonesia ) dibuat Pos-pos Pertahanan, membuat Galangan Kapal, memadatkan jalan-jalan jurusan Negara – Singaraja dengan cara Rodi untuk kepentingan Jepang. Kerja Rodi ini berlangsung sampai Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Pada masa perjuangan fisik mempertahankan Kemerdekaan, Gilimanuk tidak luput juga dari medan pertempuran tatkala Pasukan Revolusioner kita pimpinan I GUSTI NGURAH RAI dipakai lintasan droping senjata dariJawa tahun 1946 dalam pertempuran itu banyak pasukan kitayang gugur sebagai kesuma bangsa dan dikuburkan dipekuburan pangkalan Monumen Lintas Laut Gilimanuk.

Pada tahun 1948 Pemerintah menugaskan I NYOMAN DUGDUG dari Denpasar sebagai pelaksana urusan Pabean dan Syahbandar sebelumnya masih ditangani oleh Pemerintah ( VOC ) NICA Belanda. Petugas administrasi urusan Bea Cukai dan Kesyahbandaran berangsung-angsur dilengkapi. Alat-alat perhubungan selat Bali saat itu hanya jukung, perahu dan kapal perpelin, arus penyebrangan belum ramai seperti sekarang. Begitu juga sarana angkutan darat pada saat itu baru hanya 2 mobil milik perusahan Sampurna dan Sapahira dari Negara. Waktu terbentuknya pemerintahan RIS (Republik Indonesia Serikat ) pada tahun 1950 Pelabuhan ini dimasukkan ke wilayah Buleleng. Arus penyebrangan semakin ramai dan berkembang pesat serta sangat dirasakan manfaatnya.

Hingga sekarang Pelabuhan Gilimanuk berkembang pesat dari Berbentuk Pabean dan Syahbandar pada masa pemerintahan NICA Belanda menjadi berbentuk Kantor Pelabuhan Gilimanuk (KANPEL) berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan KM. 63 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelabuhan. Hingga sekarang Berbentuk menjadi Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP ) Kelas III Gilimanuk berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan KM. 62 Tahun 2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan. Dan berdasarkan PM 77 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor Km 62 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kantor Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Gilimanuk dirubah Menjadi Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Gilimanuk sampai sekarang.

Demikianlah sekelumit sejarah singkat tentang berdirinya Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Gilimanuk.

Sumber : https://dephub.go.id/org/uppgilimanuk/sejarah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Juga

10 Aturan PPKM Level 3 Nataru di Indonesia

10 Aturan PPKM Level 3 Nataru di Indonesia

JAKARTA: Pemerintah meyakini kasus Covid-19 masih ada. Maka itu, pemerintah akan terapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 3 di seluruh Indonesia untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19. Aturan PPKM Level 3

Read More »
Saatnya Anda Berani Terbang Lebih Tinggi

Saatnya Anda Berani Terbang Lebih Tinggi

Pesawat terbang memiliki sayap agar bisa terbang ke angkasa melawan gravitasi bumi. Contohnya pesawat penumpang dengan berat kurang lebih 65 ton, dapat terangkat ke udara karena mempunyai sayap dengan memanfaatkan kekuatan angin.

Read More »
×

Chat Support

Silahkan klik pada icon dibawah ini untuk menghubungi tim support kami, atau Anda juga dapat mengirimkan email ke info@sumberuripcargo.com

× Contact Us